Akibat Bercinta di Sembarang Tempat 2
Bunga
"Duduk ..!"
Masih dalam keadaan telanjang bulat, dengan tangan terborgol kebelakang Bunga dan Alex digelandang ke ruang penyidikan.Ruang soal siasat ini cukup luas dindingnya bercat coklat krem seirama dengan warna dasar seragam polis. Polisi itu lalu memencet beberapa kali butang remote AC tak lama kemudian bilik itu mulai terasa sejuk.
"Pak ampun pak saya malu sekali pak, pinjami kami baju pak tolong .." Dengan tersedu sedan Bunga merengek-rengek
Ia merasa sangat tidak selesa dengan keadaan tubuhnya yang bugil seperti ini. Bunga mulai menggigil kedinginan berusaha melawan hawa dingin yang menusuk tulang.
"Diem ..!! tadi kamu ngentot dijalan raya saja tidak malu sekarang kenapa malu ..? Jangan cuba-cuba buka suara kecuali saya tanya ngerti!! "Dengan bentakan keras polis itu mengherdik Bunga. Gadis malang itu sampai terkejut dibuatnya.
Bunga tidak berani lagi membuka suara. Demikan juga Alex. Kemaluan lelaki malang itu kini menggelantung layu tanpa daya. Waktu terus berlalu, selama setengah jam polis itu hanya diam membisu sorot matanya menatap tajam tubuh telanjang mangsanya yang masih terduduk menggigil didepannya.satu pe
rsatu bergantian. Polisi itu menikmati perbuatannya yang sangat melecehkan mangsanya .. Terbang didalam bilik itu semakin dingin menusuk tulang Bunga dan Alex yang dalam keadaan telanjang bulat semakin merasa tersiksa. Posisi duduk mereka diarahkan tepat dihadapan AC yang suhunya sengaja ditetapkan serendah mungkin. Puting susu Bunga semakin mengacung indah dengan kencang, bertindak balas alami menjangka hawa dingin yang semakin menyengat tak tertahankan.
"Siapa namamu." Setelah sekian lama hanya memandangi tubuh bugil korbannya, polisi itu akhirnya membuka suara pada Bunga
"Bunga ... pak sa .. ya .." Bunga tak sempat lagi meneruskan ucapannya.
"Cukup ... jangan pernah bicara melenceng dari topik!! Paham!! Dengan tatapan mata yang menyala-nyala polis itu kembali mengherdik Bunga.
"Sekarang siapa namamu?" Giliran Alex yang ditanyai
"Alex pak." Alex menjawab ringkas ia berusaha menjaga emosi polis itu.
"Bagus .. sekarang aku mau ketemu orang tua kamu." Sikap arogan polis itu benar-benar sangat memuakan jaket hitamnya nampak kekecilan menampakan perutnya yang buncit
"Saya tidak punya orang tua lagi pak." Dengan singkat Alex menjawabnya.
"Kalau begitu kamu ikut siapa?" Polis itu nampak mulai kesal dengan Alex
"Paman pak" Kembali Alex menjawab dengan singkat
"Ya sudah telefon pamanmu itu" Alex lalu mengangkat telefon yang disodorkan polis itu
pembicaraannya tak berlangsung lama wajahnya nampak semakin pucat
"Kenapa?" Lalu polis itu mendengus lirih gayanya yang arogan sangat menyebalkan
"Paman saya sudah tidak mahu menguruskan saya lagi pak Sebenarnya kami baru bertengkar hebat kemarin dan saya sudah diusirnya." Secara ringkas Alex lalu cuba menerangkan keadaan dirinya
"Dasar payah kamu, .... ya sudah selamat aja deh ya, kamu bakalan mendekam lama disini kalau tak ada yang mau menebus. "lalu polis itu kembali menatap Bunga." Sekarang giliranmu ". Kata polis itu sambil menunjukkan telefonnya. Bunga akan mengambil telefon itu sambil terisak-isak. Kata-katanya meluncur deras tak beraturan.
"Aduuuh duh ngomong yang bener. Sudah ... .. sini saya saja yang bicara. Papa kamu kaga mungkin tahu kamu bicara apa. "Lalu dengan kasar polis itu merebut telefon dari genggaman bunga
"Halo disini polis xXx putri anda sedang dalam masalah. berharap bapak akan datang jangan lupa bawa baju ganti. Puteri anda dalam tahanan kami. Untuk jelasnya nanti kita bicara dikantor saja. "Tanpa menunggu reaksi lawan bicaranya, Polis itu lalu akan menutup telefon.
"Sekarang, cuba kamu ceritakan dengan jujur kejadiannya.Kami akan catat sebagai bahan berita acara" Jari jemari polis, itu lalu menekan beberapa butang keyboard komputer yang berada didepannya. Alex lalu menceritakan kejadian yang sebenarnya berlaku tetapi polis itu beberapa kali tersenyum mencibir
"Sekarang, cuba kamu peragakan dengan betul detail kronologisnya dari awal s
ampai akhir" Kemudian polis itu melepaskan borgol mereka masing-masing.
"Aku bilang peragakan ..!! Bukan bercerita ...!! kamu mau ini akan selesai atau lama? kalau mau cepat selesai bersikaplah kooperatif mengerti kamu?! "Kembali Polis itu mengherdik mereka berdua
Dengan sangat terpaksa, Bunga dan Alex lalu memperagakan gerakan bermula dari awal kejadian. Mereka seperti bermain pantomin saja memperagakan sedang naik motor
"Mmmbhh ... mmmbhh .. waha.ha.ha ... hii ... hiii ha ... ha .... H
a.Ya lumayanlah, sudah benar, heeeh ...!!!! Mana suara motornya ... ????!!! Emangnya motor kamu ngga ada suara mesinnya ???!!! hayo ulangi lagi yang jelas ...!! "polis itu tersenyum-senyum kegelian melihat wajah korbannya berubah merah padam dan menjadi salah tingkah. Baru kali ini para polis itu mendapat mangsa yang masih sangat lugu dan penurut
"Mbrum .... Brumm .... Ngeeengg ...." Wajah Alex bersemu merah padam dengan terpaksa ia mulai bersuara menirukan bunyi motor ia merasa sangat dipermalukan dalam keadaan telanjang bulat mereka berdua dipaksa memperagakan adegan yang menurutnya sangat konyol dan mengada-ada.
Hatinya sangat geram namun tiada kuasa dimalukan dan dijadikan bahan permainan.Walaupun dengan menahan malu yang luar biasa, hal itu terpaksa dilakukan juga detail ucapannya juga tak luput dari perhatian polis itu. Mereka berdua hanya ingin agar segera cepat berakhir
"Mbwa ... Ha .. ha ... ha ... lihat tuh kontolnya koq letoy dasar banci impoten ... Ha .. ha .. ha .. aduuh itu jembut harus dicukur biar rapi ..." Ulasan-ulasan dan ejekan bernada cabul dari para polisi itu mula riuh rendah bersahut-sahutan.
Kemaluan Alex yang bergoyang kian kemari menjadi bahan ejekan para polis itu yang sengaja ingin menjatuhkan mental Alex. Dengan dipeluk Bunga dari belakang, dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun, mereka berdua berlari-larian kecil mengelilingi bilik menirukan sedang mengendarai motor. Tangisan Bunga semakin keras tak terbendung harga dirinya hancur berantakan dilecehkan sedemikian rupa seperti itu.
"Siapa suruh berhenti bagaimana selanjutnya?" Polis itu nampak sangat murka ketika Alex dan Bunga menghentikan aksinya dengan tongkat polisinya kemaluan Alex yang terkulai layu di towel-towelnya.
"Selanjutnya anu ... anuu ... pak." Tentu saja Alex berhenti. Menurutnya, sudah cukup disini, tak mungkin ia memperagakan aktiviti intimnya menyetubuhi kekasihnya apalagi di hadapan para polis cabul ini
"Anu apaan ngomong yang jelas!" Melihat keraguan dan ketakutan Alex dan Bunga para polis itu pura-pura murka untuk semakin menekan mental korbannya dan semakin bersemangat mengerjai mereka
"Kami begituan pak" Dengan tertunduk lesu Alex menjawab ringkas perbuatan selanjutnya
"Begituan bagaimana ... ??!!! ngomong yang jelas aku tidak ngerti maksudmu? "Sebagai polisi yang sudah terlatih untuk menyoal para jenayah Commander polis yang bertubuh gendut itu sudah membaca keadaan psikologi mangsanya yang telah down. Sudah menjadi kesenangan mereka untuk bisa menghancurkan sedemikian rupa mental para tahanannya.
"Kami bersetubuh pak." Suara Alex semakin lirih menjawabnya.wajah keduanya semakin merah padam mereka hanya boleh menundukan kepala.
"Ya udah peragakan ...!!" Dengan mimik marah polis itu kembali mengherdik Bunga dan Alex.Mereka berdua sangat terkejut jantung mereka seakan berhenti berdetak. Mereka berdua tidak menyangka polis-polis itu tega melecehkan mereka.
"Ta ... pi Pak .... Kami ...." Alex cuba protes ia tak habis pikir aparat keamanan yang seharusnya menjadi panutan masyarakat malah menyuruhnya menyetubuhi gadisnya tepat di depan hidung mereka
"Kenapa ..? Anda keberatan? baik kalau begitu sila duduk. Kebetulan kami tadi siang baru adain razia preman. Sel kami penuh aku yakin salah satu daripada mereka pasti tidak akan keberatan menggantikan mu menyetubuhi gadis ini. "Para polis itu terus menerus bermain permainan psikologi yang semakin menguras tenaga fikiran Alex dan Bunga
"Tiiidaak ... .. tidaaak .... Tidaaak mauuu pak tolong jangan begitu pak .... Lex tolong aku Lex !!!!!" Bunga menjerit-jerit histeris. Ditelanjangi di muka umum seperti ini saja sudah sangat memalukan dirinya apalagi kini polis itu akan menyuruh orang asing untuk menyetubuhi dirinya.
"Baik ... baik pak saya akan melakukannya tolong jangan panggil orang lain, dan tolong pinjami kami kain pak kami sangat kedinginan." Alex menghiba-hiba. Hawa dingin AC didalam bilik memang semakin menusuk tulang. Bibir Bunga bahkan sudah mulai membiru kedinginan.
"Kamu ini bagaimana sih ..? Yang namanya orang ngentot itu ya kaga pake baju!!!! Mau mempermainkan kami ya ...!!! "Commander Polis itu melotot murka.Ia maju ke depan hendak menampar Alex beruntung salah seorang polis yang lain mencegahnya sambil membisiki sesuatu. Polis itupun akhirnya mengurungkan niatnya sambil tersenyum-senyum penuh arti.
"Baiklah setelah aku pertimbangkan aku ini cukup baik aku harap kalian jangan pernah mensia-siakan kebaikanku ini memahami ... ???!!! Aku akan pinjami kamu sesuatu untuk kamu kenakan tapi ya maklum saja seadanya paham?! "Komander polis itu lalu menghela nafas dalam-dalam suaranya nampak dibuat-buat tapi dari nadanya tersirat sebuah ancaman.
"Paham pak kami sangat berterima kasih akhirnya bapak mau mendengar kami.Kami akan mengenakan apa-apa yang bapak pinjamkan" Bunga mengucap syukur doanya di dalam hati akhirnya dikabulkan juga.
"Bagus kalo kamu mengerti ..." para polisi itu lalu berbisik-bisik sejenak kemudian, salah seorang polis itu meletakan topi dinasnya disusuli rakannya yang lain lalu melepaskan ikat pinggang dan yang lain masing-masing melepaskan kaos kaki dan sepatunya.
"Nah ayo pakai ... tunggu apa lagi?" Komander polis yang bertubuh gendut hitam itu pura-pura berbaik hati sementara rakan-rakannya yang lain cekikikan menahan tawa.
"Tapi ... ta ... ta ... pi pak .... Ka .. mi ...." Dengan terbata-bata Bunga berusaha memprotes ia tak percaya dipermainkan seperti ini polis itu hanya meminjamkan sepasang kasut, ikat pinggang dan sebuah topi untuk dikenakan dengan demikian tentu saja bahagian -bahagian intim mereka berdua masih terekspose dengan bebasnya.Bagaimana mungkin mereka berdua mengenakan busana seperti itu yang hanya semakin memalukan mereka sahaja.
"BRAAAK ... ..!!!! Kurang ajar jadi maksud kamu kami yang disuruh bugil? begitu maksud kamu hah ...!!! "Polis itu bangkit sambil menggebrak meja.
"Bu ... bu ... bukan ... begitu maksud kami pak ...." Tubuh bugil Bunga dan Alex semakin menggigil ketakutan bercampur kedinginan. Tangan mereka berdua gemetaran menggenggam tali pinggang khas milik polis yang berukuran cukup lebar
"Jadi maksud kamu apa hah ...??!! Mau mempersulit kami ya hayooo cepat kenakan ..!!" Dengan sangat terpaksa Bunga dan Alex lalu mengenakan juga tali pinggang dan kasut pinjaman dari para polisi itu lengkap dengan topi dinasnya
"Topinya di pake juga .. jangan dilepas ..!!"
tubuh bugil Bunga yang hanya terbalut ikat pinggang polis dan sepasang kasut boots semakin terlihat sexy. Gadis malang itu nampak semakin merangsang nafsu birahi setiap lelaki yang melihatnya demikian juga dengan Alex ketelanjangan mereka tidak lebih baik hanya terbalut dengan kasut dan ikat pinggang belaka.
"Bagus ... sekarang minum dulu jangan tegang santai saja." Polis itu tersenyum licik ia lalu menuangkan minuman. Keduanya yang memang sudah sangat kelelahan dan kehausan tanpa curiga langsung meminum habis air yang terhidang. Keduanya berdiri mematung telanjang bulat hanya berbalut ikat pinggang dengan sepasang kasut boots polis setinggi lutut. Bunga dan Alex tetap merasa tidak lebih baik keadaannya bahkan mereka semakin merasa konyol dengan keadaan sekarang.
"Ayo mulai saja rekonstruksinya jangan pake acara protes lagi hayo sana ngentot!!! Kamu tidak perlu buka seluar lagi bukan? Jadi tunggu apa lagi ayoo cepetan!!! "
Keadaan Alex yang stress dan kelelahan membuat kemaluannya menggelantung lemas dengan ragu-ragu, Alex mulai mengocok perlahan batang penisnya berusaha membuatnya tegang beruntung tak beberapa lama kemudian usaha Alex mula menunjukkan hasil perlahan tapi pasti kemaluannya mulai kembali tegang berdiri. Mereka berdua tak menyedari minuman yang disuguhkan ternyata mengandung zat perangsang yang termasuk dalam kategori dadah kelas 1 tak berapa lama selepas mereka meminum air putih itu, keduanya merasa tubuhnya seakan melayang. Rasanya bagaikan mimpi namun akal sehat mereka masih bisa sedikit mengendalikan. Mereka berdua terpaksa menuruti perintah para polis cabul itu, Alex mulai menciumi Bunga didepan mereka walaupun masih sangat nampak canggung mereka berdua memejamkan mata berusaha menikmati cumbuan pasangan masing masing sambil melupakan keadaan kalau aktiviti intim mereka sedang disaksikan banyak orang.
"Ayo goyang yang bener masa segitu aja hayo cepet gayanya yang panas jangan diem seperti kura-kura saja ..!" Para polisi bejad itu benar-benar bertindak kelewat batas.Aparat penguatkuasaan undang-undang yang seharusnya menjaga tindakan asusila malah memaksa sepasang muda-mudi yang malang ini untuk bergumul dengan tubuh polos yang hanya berbalut ikat pinggang dan kasut untuk bergumul di depan hidung mereka
"Gimana enak ... rasanya ...? Mana suaranya?!!! Sekarang kamu berdua ikuti kata saya kami suka ngentot sambil ditonton orang ramai. Cepat ulangi kata-kata saya tadi ..!!!" Kesan ubat perangsang itu semakin kuat mencengkam mengambil alih sukma Alex dan Bunga.Makian dan umpatan-umpatan cabul para polisi itu kini seakan akan semakin membakar bara birahi yang sudah padam
"Kami suka ngentot sambil di tonton orang banyak." Dengan terbata-bata dengan diiringi isak tangis terpaksa mereka berdua menuruti kemahuan para polis cabul tersebut.
"Apaan itu ..!!! kami sama sekali tidak mendengarnya ulangi yang keras ...!! "kembali komander itu membentak mereka berdua.
"Kami suka ngentot sambil di tonton orang banyak ...!!!" Butiran keringat dingin yang mengkristal semakin mengucur deras. Jantung kedua orang malang ini terasa berdetak lebih kencang sepertinya ada dorongan aneh yang semakin kuat
"Sekali lagi ... ... lebih keras ... .!!!" bentakan komander itu semakin keras memekakan telinga
"KAMI SUKA NGENTOOOT SAMBIL DI TONTON ORANG BANYAAAK !!!!" dengan putus asa mereka berdua terpaksa mengikuti perintah para polisi itu
"Mbwaha ... ha ... ha .... Dengar mereka rupanya suka pamer kalo lagi ngentot hanya anjing yang suka ngentot sembarangan dan kamu ini anjing!!! Kamu sakit jiwa mengerti kamu ..!!!" rupanya melalui mesej-mesej sublimal yang meneror keadaan psikologi Bunga dan Alex, para polisi bejad itu sengaja merosakkan keadaan mental kedua-dua orang malang itu.
Para polisi itu menanamkan ingatan bawah sedar kedua-dua pasangan malang ini bahawa mereka adalah sepasang anjing. Kesan zat perangsang dan mesej-mesej sublimal berefek semakin mengacaukan mental mereka. Bunga dan Alex merasakan dorongan birahi dari diri mereka semakin membara. Rasa takut dan malu yang semula mendominasi lambat laun mulai menguap seiring dengan kekacauan fikiran waras mereka yang sudah semakin dikuasai nafsu primitif
"Maa .. aaf .... Sa .. saayang .... Aku kepengin .. ough ... assghh ..." Alex berjuang sekuat tenaga cuba mengalahkan nafsunya yang sudah semakin membara.Dengan cepat dirasakan alat kelaminnya mula membengkak dan berdenyut-denyut kencang.
"Auuwgh .. ssghh .. akuuu ... juga Lex ... itilku rasanya gatal sekali ... ough ..."
Alat kelamin mereka rasanya sudah sangat ingin bersatu tetapi akal sehat mereka yang semakin menipis membuat keduanya masih malu untuk bersetubuh secara explicit dengan disaksikan banyak orang. Mati-matian keduanya berusaha memadamkan birahi yang mulai berkobar hebat dalam diri masing-masing Namun semakin kuat mereka berusaha menahannya, semakin dahsyat pula kesan zat perangsang tersebut bekerja. Cumbuan-cumbuan bibir keduanya sudah berjalan automatik tanpa komando dari para polis itu lagi.Tak butuh waktu lebih lama lagi, akhirnya runtuh juga benteng pertahanan mereka. Nafsu birahi kembali berkobar-kobar dahsyat berkuasa sepenuhnya atas diri mereka.Menghancurkan tanpa sisa dinding perasaan malu mereka. Tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya lagi, Bagai bayi kelaparan Alex yang sudah sepenuhnya dikuasai nafsu birahi yang bergejolak hebat langsung melumat payudara Bunga secara bergantian. Buah dada bersaiz 34 C itu tanpa ampun langsung lenyap di sebalik wajah Alex yang seperti kesetanan.Disedot-sedotnya puting susu Bunga yang semakin keras mengacung. Aerola susu Bunga seakan memang khusus direka sesuai ukuran mulut Alex seluruh tubuh gadis itu meneran nikmat merasakan putingnya dikail-kail lidah Alex yang lembut dan basah.
"Oh yes oh no ... ssaaagh .... Aaah .... Ahh .... Ohhh ... oh .... Aouhg .. geeliii ... Lex".
Kini payudara Bunga tak ada bezanya dengan adunan roti yang kenyal.Dengan gemas diremas-remasnya daging lembut kenyal yang membuat mabuk kepayang semua lelaki yang menyentuhnya. Tangan Alex lalu meramas bongkahan pantat kekasihnya yang membulat indah keadaan psikologi yang telah dibutakan nafsu hewani membuat Alex semakin berani tanpa mempedulikan para polis itu Alex mendengus-dengus liar berusaha menyelipkan penisnya yang telah tegang secara sempurna ke dalam liang kenikmatan kekasihnya.
Pengaruh zat perangsang itu sungguh dahsyat ubat itu mampu merampas akal sihat penggunanya sehingga mereka boleh berbuat hal-hal diluar batas kesadarannya dan hal itu yang kini terjadi pada Bunga dan Alex. Ubat itu mengexploitasi sisi fantasi orientasi sex yang paling liar yang selama ini hanya tersimpan di alam bawah sedar mereka. Dalam keadaan normal tentu saja hal itu mustahil mereka lakukan. Perasaan malu mereka kini telah menguap entah kemana. Justeru kini mereka begitu menikmati sensasi yang luar biasa tanpa peduli lagi pada tatapan mata asing yang tak lepas-lepasnya menyaksikan aktiviti intim mereka.Beberapa polis itu sudah tidak menahan diri lagi. Goyangan liar payudara bunga yang menggemaskan telah menjadi objek pokok permainan mereka. Tubuh bugil Bunga yang hanya dibalut ikat pinggang polis yang lebar dan kasut boots setinggi lutut memang semakin menonjolkan kesexyan lekuk tubuh sintalnya yang mengundang nafsu birahi. Tanpa mempedulikan tangan-tangan asing yang memainkan puting susunya, Bunga yang juga telah total sepenuhnya dikuasai nafsu birahi, semakin merintih keenakan. Gadis cantik itu kegelian, merasakan sapuan lidah basah yang hangat yang menyapu secara berulang-ulang selangkangannya sehingga membuat itilnya semakin berdenyut kencang. Cecair kewanitaannya yang bercampur liur Alex semakin membanjiri kawasan selangkangan gadis cantik itu. Wajah Alex yang tepat berada di bawahnya telah basah kuyup oleh lendir-lendir kenikmatan. Gigitan-gigitan mesra pada clitoris gadis itu semakin melambungkan birahi si empunya jauh ke awang-awang tubuh bugil Bunga semakin kencang menggelinjang liar tak terkawal diiringi dengan desahan nafas dan erangan nikmat yang semakin membangkitkan birahi siapapun yang mendengarkannya.
"Augh ... sggh ... ahhh ... ahhhh ... ohh .... Heeghh ...." Bunga seakan tak mau ketinggalan memainkan alat kelamin pasangannya dilancapnya keras-keras batang kemaluan kekasihnya yang semakin membengkak ke saiz maksimum.
Tubuh Alex menggelinjang tak beraturan menikmati ramasan-remasan nikmat yang menyerbu biji pelirnya. Dengan rakus Bunga akan melahap kepala zakar kekasihnya yang mirip jamur merang. Pipi gadis itu nampak kempot akibat menghisap kuat-kuat kemaluan Alex.
"Aogh ... ahh ... Lex ... geelii ... aassghh .... Ahhh ... mfpfhh ..." Bunga tak mampu lagi meneruskan rintihannya. Mulutnya kini telah dijejali kemaluan salah satu polisi yang sudah tak sanggup lagi menahan gejolak birahinya. Setelah menyaksikan aksi intim Alex dan Bunga yang demikian panas membara.
"Heggh .... Busyet nih ceweq mantap banget isepannya ... ouhg ... ssghhhh .... "Polis itu mengejang menahan nikmat pada batang kelaminnya .. Zat perangsang itu benar-benar telah merubah Bunga menjadi betina yang selalu rakus akan alat kelamin lelaki sehingga tanpa sedar ia telah menghisap zakar yang salah.
"Minggir lo sekarang gantian gue enak aja lo sudah dapet masih mau nambah." Kemaluan Alex tercabut paksa dari lobang kenikmatan lawan mainnya. Tubuhnya dengan kasar diseret menjauh dari Bunga. Para polis itu nampaknya telah lupa daratan mereka terpancing oleh permainan mereka sendiri tanpa mempedulikan kod etika jawatannya lagi, gerombolan polis yang telah terbakar api birahi akan mengerubungi Bunga setelah sebelumnya mereka menyingkirkan Alex dengan paksa.
"Mpfgh ... ough ... tiiidakk ... jaaaangann ...." Keadaan Alex yang sudah hampir orgasme sangat menyiksanya. Kemaluannya yang telah membengkak kemerah-merahan mencapai saiz maksimum, berdenyut-denyut kencang naik turun seakan mencari lobang pelampiasan nafsu birahinya. Bara api birahi yang membakar tanpa tersalurkan dengan tuntas membuat lelaki malang itu seakan menjadi gila.
"Gimana enak ya ... eit ... tidak boleh ...." Polis tersebut kegirangan melihat keadaan Alex yang tersiksa menahan birahi. Melihat Alex hendak memukul kemaluannya sendiri, buru-buru polis itu kembali terus memborgol tangan Alex lelaki malang itu hanya boleh mengerang-erang putus asa menyaksikan tubuh telanjang kekasihnya yang sedang disetubuhi beramai-ramai oleh para polisi itu
Tubuh Bunga ditekan paksa hingga pipinya tepat mencium lantai sedangkan perutnya tetap diganjal dengan lutut salah seorang pemerkosanya sehingga posisi pantatnya tetap menungging. Dalam posisi demikian, nampak secara jelas lobang anusnya yang berwarna pink segar berdenyut-denyut kencang seakan bernafas Para Polis itu lalu bergantian meludahi lobang anus gadis malang itu dan kemudian mula menggosokinya dengan jari-jari mereka yang kasar. Lobang anus Bunga yang masih sangat sempit itu mula dikorek-korek oleh jari-jari para pemerkosanya.
"Nghh ... ahh .. sshh ..." secara perlahan lobang anus Bunga yang masih perawan mulai terbuka akibat dikorek-korek jari-jari pemerkosanya yang dengan kasar mengacau-aduknya.Setelah dirasakan lobang anus tersebut mulai melebar akibat rangsangan jari-jari mereka, salah seorang polis itu lalu menyodorkan batang kemaluannya yang telah mengacung keras tepat ke belahan pantat Bunga. Dijejali alat kelamin polis bejad itu rasa perih mulai menjalari lobang pantat gadis malang itu yang tak mampu memberontak sama sekali dihimpit tubuh-tubuh kekar para pemerkosanya.
"Setan .... Sempit sekali pantatnya erghmm ... grhmm ... O ... Ouurgh ... Ouw .. ouw .." polis itu menggeram-geram tak beraturan kemaluannya hanya boleh masuk sebatas leher penisnya. Setelah mendiamkan beberapa saat hujung penisnya di jepit anus Bunga, polis itu berusaha kembali untuk memasukan batang kelaminnya lebih dalam. Namun usahanya sia-sia bahkan ia juga turut merasakan perih di hujung kepala penisnya. Lobang anus Bunga yang memang masih dara terlalu sempit untuk dijebol kelaminnya yang berdiameter 5 Cm.
"Plook ..." Dengan kesal akhirnya polis itu mencabut kemaluannya kembali. Setelah kembali diludahi beberapa kali dan ditusuk-tusuk paksa oleh jari-jari pemerkosanya, barulah akhirnya batang kemaluan pemerkosanya dapat masuk secara keseluruhan ke dalam lobang anus Bunga. Untuk beberapa saat polis itu mendiamkan kemaluannya didalam lobang anus bunga yang terasa mengurut-mijat dengan nikmat luar biasa seluruh batang kemaluannya. Andai saja Bunga sedang tidak dalam pengaruh zat perangsang itu, tentu saja gadis itu akan kesakitan luar biasa pada lobang anusnya untungnya akibat pengaruh ubat itu, susunan saraf-2x sensitif di kawasan kangkang dan pantatnya mengembang lebih lebar dari ukuran normalnya sehingga tidak terlalu menimbulkan rasa sakit .
"Auuuwwwghhhh" Bunga merintih kesakitan. Dirinya yang sedang disetubuhi dalam kedudukan disandwich membuat tubuhnya sama sekali tak dapat digerakan 2 kemaluan lelaki sekaligus penuhkan lobang pantat dan lobang vaginanya menimbulkan rasa nikmat dan sakit perih yang datang silih berganti
"Hegh ... hegh ... ah ... ah .... Lembut sekali susu ceweq ini" Dengan dengus nafas tak beraturan polis itu mengejang keenakan dadanya terhimpit dengan payudara Bunga yang besar, pentil susu gadis itu yang sudah keras mengacung terasa bagai menggelitiki dadanya
"Sleepsh ... plok ... Sleepsh ... plok ... Sleepsh ... plok ..." bunyi alat kelamin yang sedang bergantian menghujani lobang vagina dan lobang anus gadis malang itu seolah membentuk ritme sebuah symphoni
"Auuuuwgh ... .!!!!" tubuh bugil Bunga melenting merasakan rasa perih menyengat selangkangannya. Gadis malang itu merasakan pedih luar biasa akibat bulu kemaluannya yang memang lebat dicerabut secara paksa oleh tangan jahil polisi yang menyetubuhinya matanya yang sayu seakan memohon pertolongan dari kekasihnya yang juga tiada kuasa meringkuk telanjang bulat di sudut bilik yang sejuk.
"Ha ... ha ... aku dapat jembutnya" polis itu tertawa riang selepas berjaya mencerabut paksa beberapa helai rambut kemaluan bunga.Polisi ini memang punya penyimpangan sexual ia punya obsesi aneh tentang rambut kemaluan wanita dan ia akan menyimpan rambut-rambut kemaluan wanita yang berjaya disetubuhinya baik secara halus maupun kasar sebagai bahan koleksinya.
"Ough ... hah ... hah .... Hah ... akuuuuu ngecriiiitt ... .. aarrghhhh ...
"Aku .... Juga ... .. sgghhh ... dasar ceweq .... Pelacur .... Hoho ... oh memekmu ... memang luaaar biiiaasaaa .... Pereeetzz ... aaargghhhh ...." Satu persatu para pemerkosa Bunga bertumbangan memuntahkan cecair-cecair sperma ke seluruh tubuh bugilnya.
Walaupun Orgasme demi orgasme berjaya memuaskan dahaga birahi yang menguasai jiwa Bunga, kini rasa puas tersebut dibayar mahal dengan rasa sakit yang mendera tubuhnya.Akibat sodomi yang brutal anus Bunga sepertinya terluka cukup parah. Cecair darah dan sperma yang bercampur warna kekuningan meleleh dari lubang anusnya dengan deras. Rasa nikmat yang timbul lambat laun mulai berganti rasa sakit yang mulai dominan seiring dengan mulai habisnya kesan pengaruh dari zat perangsang itu. Setelah bosan, tubuh bugil Bunga dan Alex lalu diseret ke ruangan sel tahanan sementara yang terletak tepat dibelakang ruangan soal siasat. Kedua-duanya ketakutan setengah mati ruangan sel itu penuh sesak oleh tahanan. Ada sekitar 30 preman yang berjaya dijaring dalam razia petang tadi.
"Pak polisi .... Tolong pak .... Jangan .... Jangan ... .. masukkan kami kesana pak" segala rengekan mereka sama sekali tidak dipedulikan oleh pihak polis itu. Masih tetap dalam keadaan telanjang bulat keduanya diseret ke dalam sel bercampur dengan para bromocorah dan preman-preman yang terjaring dalam razia
"Diam kamu .... Diam ... Buk.!! ... Buk!!" Tanpa ampun tongkat polis bergantian menghajar Alex.ketika polis itu mulai kewalahan menahan tubuh polos tawanannya yang hanya tertutup seutas tali pinggang. Mereka berdua memberontak sekuat tenaga berusaha mati-matian menolak dimasukan kedalam sel bersama-sama para preman tersebut. Mereka menyedari nasib yang lebih buruk akan terjadi apalagi dalam keadaan telanjang bulat seperti ini.Namun perlawanan mereka berdua sia-sia belaka tenaga mereka tak cukup kuat. Tak lama kemudian keduanyapun berjaya dimasukan ke dalam sel itu.
"Wow .. wow .... Ada polis sexy nih kenapa kamu lulus tanggung ya .. koq seragamnya kaga lengkap? Mana seluar dan bajunya idiiih malu ah masa pake sabuk doank kelihatan tuh jembutnya bwaha ... ha ... ha .. ha .. ha .. ha dalam sekejap tubuh bugil keduanya langsung dikepung kawanan napi titipan itu.
Kawanan preman itu terkesima melihat tubuh polos Bunga yang hanya terbalut ikat pinggang dan kasut boots beberapa dari mereka membasahi bibir kering mereka dengan lidahnya.Beberapa orang diantaranya Jakunnya terlihat naik turun dengan cepat tak beraturan menelan ludahnya sendiri. Bagaimana tidak payudara Bunga yang berukuran 34 C terlihat menggelantung indah dengan bebasnya tanpa penyangga kulitnya yang putih bersih walaupun terdapat tompok-tompok kemerahan bekas cupangan para pemerkosanya, tak mengurangkan sedikitpun aura kecantikannya yang luar biasa. Sebahagian besar tatapan mata para preman tersebut terpusat di selangkangan Bunga. Bulu-bulu kemaluan yang berwarna hitam legam tumbuh lebat dengan rimbunnya sangat kontras dengan kulit Bunga yang putih semakin membangkitkan birahi para preman ini yang sudah lama tak menyentuh wanita.
"He ... he ... he ... Weleh jembutnya lebat banget pasti nih ceweq nafsunya gede .." Salah seorang preman yang bergigi tonggos menceletuk sambil cengar-cengir menampilkan wajah mesumnya yang sangat jelek
"Hush ... jangan sembarangan ngomong sama ibu polisi ... maaf bu, mereka cuma ingin berkenalan dengan kalian." Salah seorang pegawai polis yang mengantar mereka ke dalam sel mengherdik para preman yang mulai berisik bersuit-suitan riuh rendah.
"Nah anak-anak, ini komander Dadang nitip mereka tolong jaga baik-baik ya. Mereka ini penjahat kelamin tadi komander Dadang berjaya menangkap mereka waktu sedang indehoy tapi cowoknya belum sempat ngecrot sudah keburu ketangkep tolong dibantu ya teman baru kalian tentang tata tertib di sini. Nih aku hadiahin balsem gosok buat pijit-pijitan. "Salah seorang pegawai polis berperut gendut berbicara kepada salah satu napi yang nampaknya pemimpin di selnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Beres boss ....!!" Dengan senyum menyeringai kegirangan napi ini lalu menghampiri mainan barunya. Sementara Bunga dan Alex menggigil ketakutan terpojok di sudut sel Tangan mereka berusaha sebisa mungkin menutupi alat kelamin mereka masing-masing.
"Minggir-minggir ... .. Heh ... bocah cabul ...!!! ... Kami punya hukuman khusus untuk penjahat hidung belang seperti kamu ..!!" boss preman itu membentak Alex. Sorot matanya nampak Nyalang bersinar buas. Tubuh Bugil Alex lalu diseret oleh para anak buahnya.Kedua-dua kaki Alex lalu beramai-ramai dikangkangkan lalu dengan kasar kemaluan Alex dibaluri dengan balsem gosok.
"Auwww ... .... Auww .... Huaadoooohhhh !!!!!!" Alex berteriak kesakitan jeritannya terdengar sangat memilukan dalam sekejap selangkangannya terasa panas luar biasa. Alat kelaminnya bagaikan sedang direbus. Kakinya yang sejak tadi sudah kelelahan tak kuasa lagi menahan berat tubuhnya lelaki malang itu jatuh tergolek berguling-gulingan di lantai sambil kedua tangannya mendakap alat kelaminnya yang kini mungkin sudah melepuh.
"Hayo ... cepet lo ngloco peler lo sendiri cepetttt!!!" Dengan kejam tubuh Alex yang sudah tak berdaya masih dihadiahi bogem mentah dan tendangan-tendangan Alex sepenuhnya menjadi bulan-bulanan kawanan napi itu.Para napi itu memaksa Alex untuk melakukan onani.Jeritan histeris Bunga yang menyaksikan penyiksaan kekasihnya sama sekali tak dihiraukan
"Aargh ... argh ... ahhh ... ohhhh .... Addduuuhhh ... duhhh ... .. huaaaddoooowwwhhh ... ..!"
Dengan masih sangat kesakitan terpaksa Alex menuruti kemahuan para napi itu tangannya gemetaran menggenggam kemaluannya yang berlumuran balsam gosok yang terasa panas menyengat luar biasa. Dengan sangat kesakitan Alex mulai mengocok-ngocok penisnya yang merah membara akibat reaksi balsam gosok tersebut. Tak seberapa lama kemudian, zakar Alex memancarkan sperma bercampur dengan darah. Cecair mani yang sudah terkumpul sejak tadi langsung membanjir tak tertahankan. Otot-otot kelamin Alex yang tercemar dengan panasnya balsam gosok tak mampu menahan lebih lama lagi semua cecair yang mengumpul di batang penisnya yang telah membengkak.
"Ha .... Ha ... gimana rasanya sudah puas ... enak bukan ...? Ayo bangun masih ada satu sesi lagi lo bakal ngerasain ngecrit terenak seumur hidupmu anak-anak angkat dia" Wajah Alex nampak semakin pucat seputih kertas. Tubuh bugilnya yang sudah tak berdaya lunglai seakan tak bertulang diangkat beramai-ramai oleh para napi itu
"Ampun pak ... jangan siksaaa ... .. saya lagiiii ... .. aough ... .. auww ... auuuu saaakiiitt !!!!." tubuh bugil Alex kembali berkelojotan liar bagai cacing kena panas. Bau hangus mulai tercium di bilik sel yang tak terlalu besar. Alex merasakan alat kelaminnya terbakar api baru ia sadar, bulu-bulu kemaluannya memang sengaja dibakar sampai hangus. Sebahagian kulit biji pelirnya juga turut terbakar
"Ha .... Ha .... Jembutnya kini sudah botak .... Lucu sekali ha ... ha ... nah sekarang lo merangkak jilat kaki kami satu persatu ayo cepetan ... hayooo jangan cuma merangkak gonggongannya mana kamu kan anjing!!! Anjing sudah sepantasnya mengonggong bukan "Tak cukup sampai disitu penderitaan Alex, tubuhnya yang sudah lemah dengan brutal ditendangi secara bergantian. Mereka lalu memaksa Alex untuk bertingkah menirukan seekor anjing
"Hough .... Hough ... .. hegh .... Heghh .. guk ... gukk .. guk ..." Tiada jalan lain bagi Alex selain menuruti kemahuan para preman ini yang benar-benar tak segan-segan menyiksa lebih brutal dirinya, meskipun dengan demikian sama saja Alex merendahkan harga dirinya hingga tak bersisa.
"Bagus .... Lihat tampang tololnya ha .. ha ... ha .... Saya jadi bingung broer dia yang mirip anjing atau anjing yang mirip dia ya broer ... ha ... ha .... Ha ... .. hayo sekarang anjing kebelet kencing cepet ...!!! "Buk ..!!!" tubuh Alex limbung ditendang dengan keras Dengan merangkak Alex berusaha sekuat tenaga memacu sisa tenaganya untuk mengangkat sebelah kakinya tinggi-tinggi menirukan anjing jantan yang sedang kencing.
"Bwa .. ha ... ha ... ha ... bagus mirip banget lo emang bener-bener anjing." Suara riuh rendah bersahut-sahutan gerombolan preman itu kegirangan menyaksikan korbannya takluk tanpa syarat biji pelir Alex yang besar membengkak bergoyang kian kemari seirama dengan gerak tubuhnya.
"Buk .... Nih makan buat beg menyan lo!!"
Alex tak sempat mengaduh lagi ketika sebuah tendangan keras dengan telak bersarang tepat di biji pelirnya yang tergantung bebas ketika ia sedang menirukan anjing jantan sedang kencing. Tak ayal lagi tubuh lelaki malang ini terus tergolek pengsan. Sudah menjadi rahsia umum setiap penjahat kelamin dan penagih dadah adalah penjenayah yang menduduki kasta paling rendah dalam dunia jenayah. Mereka akan mendapatkan siksaan luar biasa baik oleh petugas mahupun sesama napi. Jika keluarga mereka tidak mampu menebusnya, jangan harap bisa keluar penjara dalam keadaan selamat sebahagian besar menderita cacat kekal akibat alat genitalnya diseksa secara brutal sebahagian lagi biasanya mengalami gangguan kejiwaan dan sebahagian kecil memilih bunuh diri
"Wahai bu polisi yang manis siapa namamu?"
Sekujur tubuh Bunga menggigil ketakutan gadis malang itu terisak-isak sambil merintih-rintih. Tubuh bugilnya tak mampu memberontak ketika dipangku paksa oleh pimpinan napi tersebut. Dengus nafas kepala napi yang bau terasa hangat ditengkuknya. Bunga sama sekali tak berani bergerak. Penyiksaan Alex yang kejam membuat mental gadis itu luluh lantak. Gadis malang itu hanya bisa pasrah ketika puluhan pasang tangan cabul mulai menggerayangi sekujur tubuhnya
"Ampun .... Bang .... Ampun .... Jangan siksa .... Sayaa .... Arghh ...."
Tubuh Bunga yang mulus terasa lunak dan halus di tangan-tangan kasar milik para penghuni sel tersebut. Sekujur tubuh gadis malang itu merinding dibelai-belai oleh puluhan pasang tangan. Bulu-bulu halus yang tumbuh di tubuhnya terasa meremang berdiri secara automatik.
"Siapa yang mau menyeksa sayang .... Kami semua sayang kamu koq .. kami punya tehnik lembut untuk mengajari anjing betina. Anjing jantan lebih pintar untuk dididik .. ha .. ha .. ha ... Bukan begitu teman-teman "Bunga menggelinjang kegelian telinga gadis itu secara tiba-tiba diijilat oleh pimpinan napi yang memangkunya.
"Nah cantik, sekarang kamu berdiri menghadap jeruji sana ... ya ... bagus.pegangan yang erat ya .. ayo ... nah .... Manis sekarang kamu tinggal membongkok sedikit .... tepat ajiiiib ... bagus "walaupun seperti bercanda namun suara preman itu terdengar dingin menusuk penuh ancaman.
Dengan ketakutan terpaksa Bunga akan menurut. Ia tak ingin dirinya disiksa seperti Alex kini kedua-dua tangannya yang gemetaran menggenggam jeruji besi sel, gadis malang itu membungkukan badannya sehingga belahan pantat dan kemaluannya yang berbulu lebat nampak terexpose dengan sempurna. Lobang anusnya masih memar kebiruan nampak masih sedikit mengeluarkan darah sementara polis gendut yang tadi memaksa mereka masuk duduk santai diluar sel memperhatikan para napi itu sambil mengepulkan asap rokoknya. Walaupun mulut polis itu telah berkali-kali menyusu di payudara Bunga, tetap saja buah dada Bunga yang menggelantung indah tanpa penyangga itu masih menjadi tontonan yang tiada pernah membosankan bagi polis itu.
"Mppgh ... eghh ... oogh ... ahhh ... ahh .... Heghhhh ...." Dengusan nafas memburu terbalut birahi yang bergejolak bersahut-sahutan meluncur dari liang pernafasan para napi itu.
Tanpa mampu memberontak lagi, Bunga hanya boleh memejamkan matanya berusaha merilekskan tubuhnya. Digigitnya bibirnya sendiri kuat kuat sampai sedikit berdarah. Sekujur tubuhnya basah oleh liur para pemerkosanya yang asyik menjilat seluruh bahagian tubuhnya.
"Egh .. ooh .. ah .... Ssgh .... Ehm .." air mata deras mengucur Bunga merasa jijik terhadap dirinya sendiri ia tak habis pikir tubuhnya malah memberi respons baik perlakuan cabul para pemerkosanya tubuhnya tak boleh menolak rangsangan-rangsangan yang kembali membangkitkan gejolak birahi yang memberikan siraman nikmat ragawi.
"Aough ... sghh .. aaakitzz .... Arghh ..."
Tubuh Bunga semakin liar menggelinjang kegelian kedua pentil susunya masing-masing telah dikuasai oleh dua mulut berbeza yang dengan rakusnya mengunyah-ngunyahnya menimbulkan sensasi sakit bercampur geli yang menimbulkan rasa nikmat yang tak terlukiskan.
"Ampun ... stoopszz .. asghh ... stopsszz .... Bang ... saya ... mau keluar .... Stooopssz auogh." Bunga berusaha sekuat tenaga mengangkat pinggulnya sejenak kemaluannya terlepas dari sapuan lidah-lidah nakal yang membuatnya kegelian setengah mati.Urat-urat kelaminnya sudah tak mampu bertahan lebih lama lagi untuk menahan klimaks yang sudah mendekat akibat stimulasi terus-menerus yang terpusat di kelentitnya
"Ha ... ha .... Betina kita ini udah mau keluar rupanya hayo siapa yang mau ??!!!" Bukannya dilepaskan, gerombolan preman itu rupanya malah semakin sengaja berlumba untuk membuatnya terkencing-kencing. Jari-jemari mereka semakin giat menggaul dan menggentel-gentel klitoris Bunga sehingga kemaluan gadis malang itu menjadi semakin lembap dan basah oleh cairan orgasmenya yang mulai menetes sedikit demi sedikit tanpa tertahankan lagi.
"Argh ... ough ... .. Tidaaaaaak ...!!!" Pertahanan Bunga runtuh juga otot kemaluannya tak mampu bertahan lagi pahanya terasa hangat oleh cecair kliaksnya sendiri yang memancar deras tak terbendung lagi.
"Bwahahahaha ... aku ... aku ... yang membuatnya ngecroootz ha .. ha .. ha .. ha .. ha"
Tanpa merasa jijik sama sekali dengan tangan yang masih basah kuyup oleh cairan kewanitaan Bunga, preman itu masih terus menerus memukul liang kemaluan Bunga gadis itu mati-matian berusaha memberontak namun tenaganya terasa makin terkuras habis akibat orgasme yang datang bertubi-tubi.
Waktu berlalu sangat panjang ketika satu persatu secara bergantian puluhan kemaluan napi itu bergiliran penuhkan lobang kewanitaannya yang sempit
"Crrootzs .... Crootzz .... Creeettzzz ... creeet ...." Semburan demi semburan sperma terasa hangat mengalir melewati sela-sela pahanya.
Tubuh polos Bunga yang sudah kepayahan sama sekali tak berdaya tergoncang-goncang oleh pukulan zakar-zakar para lelaki bejad penghuni sel neraka ini.
"Ough .... Ahhh ... aaauww .." berkali-kali tubuh Bunga menggelinjang seperti terkena setrum ribuan volt. Dirinya hanya bisa pasrah merasakan payudaranya Digerayangi puluhan tangan jahil yang berlumba-lumba meramas-remasnya, seperti sedang memerah susu lembu.Putingnya terasa perih hitam kebiruan akibat cubitan-cubitan dan gigitan mulut-mulut laknat yang dirasakan semakin lama semakin keras menyakitkan.
"Nah sayang ..., sekarang kamu merangkak kemari ayo ... seekor anjing seharusnya merangkak bukan berjalan hayo ... jangan malu-malu .... Jadilah anjing yang baik peler kita-kita ini telah kotor akibat perbuatanmu anjing yang baik suka menjilat-jilat tuannya bukan?nah sekarang laksanakan tugasmu yang sudah sepantasnya kamu lakukan ayo ... sini. "
Isak tangis Bunga semakin deras terurai. Harga dirinya benar-benar telah dilecehkan sedemikian rupa. Dengan seluruh tubuh yang gemetaran tiada jalan lain bagi Bunga untuk memenuhi tuntutan mereka. Walaupun tanpa bentakan, namun di sebalik suara lembut pimpinan napi itu terasa sejuk penuh ancaman yang mengerikan. Kedudukan Bunga benar-benar tak tertolong lagi. Tubuhnya yang telanjang dan merangkak-rangkak seutuhnya telah menjadi objek gangguan seksual yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kini gadis malang itu tak ubahnya bagai anjing betina yang begitu menghambakan diri pada tuannya ..dengan terpaksa dan sangat ketakutan, satu-persatu kemaluan para napi cabul itu dijilatinya sampai bersih.
"Heh ..!!! Anda .... Ada yang datang cepat ikut saya. "Dengan terhuyung-huyung, tubuh bugil Bunga dan alex kembali digelandang paksa oleh para polis. Sudah beberapa jam pasangan itu mengalami gangguan sexual yang sangat kelewatan ketika akhirnya papa Bunga datang.
"Bu ... bunga ... hegh ... hhhh .." lelaki paruh baya itu begitu terguncang melihat keadaan Bunga yang tanpa busana terborgol dalam ruangan penyidikan.
Lelaki malang itu tak kuat lagi menerima kenyataan. Cubaan kali ini sungguh luar biasa berat sejak terakhir kali sewaktu isteri tercintanya meninggal dunia enam tahun yang lalu.Tubuhnya yang sudah mulai dimakan usia terhuyung-huyung dan secara perlahan tergolek lemas.
"Tidaaaak ... ..!!" Bunga langsung menghambur ke Papanya.
Tubuh bugil gadis cantik yang malang itu terjatuh lemas menyaksikan papanya terkapar tewas secara mengenaskan terkena serangan jantung dengan mulut berbusa.Tiba-tiba gadis itu merasakan dunia terasa berputar keras kepalanya terasa begitu berat sebelum akhirnya semua menjadi gelap.
"Bungaaa ...!!" Alex berteriak histeris tangannya yang masih terborgol berusaha sekuat tenaga menahan tubuh bugil kekasihnya itu.
Tanpa mendapat azab fisikpun keadaan kejiwaan Bunga telah tergoncang hebat. Harga diri gadis cantik itu sudah hancur berkeping-keping. Tak pernah dibayangkan sebelumnya ia akan dilecehkan sedemikian rupa, digiring dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun keliling kota. Hal itu kemudian diperparah oleh kematian ayahnya yang begitu mendadak. Belum cukup disitu saja, azab fizikal dan psikologi yang hebat juga menimpa keduanya. Selama didalam masa penahanan.Alex dan Bunga menjadi bulan-bulanan objek gangguan sexual gadis malang itu dipaksa melayani nafsu bejad para oknum aparat. Alat kelamin gadis malang itu terus menerus dijejali puluhan zakar penghuni sel secara bergantian Setelah para napi dan polis itu bosan menyetubuhinya, keduanya dipaksa bertingkah seperti anjing bersetubuh untuk dijadikan tontonan beramai-ramai.
Akibat keganasan mental dan gangguan secara sexual serta diperlakukan seperti binatang setiap hari, system saraf gadis malang itu telah mengalami kerosakan serius. Bunga kini tidak kuasa lagi mengawal tubuhnya sendiri. Orang akan menyangka dirinya sudah tidak waras lagi gadis malang itu kini bertingkah polah seperti haiwan yang kecanduan berkelamin.Bagaimanapun juga komander polis itu takut jika ada pemeriksaan mendadak di pejabatnya jadi sebisa mungkin ia melayan tahanannya dengan wajar di waktu siang hari. Namun keadaan Bunga dan Alex yang sudah kehilangan kewarasannya membuat pasangan itu benar-benar sudah berubah layaknya sepasang anjing. Usaha komander itu untuk melekatkan barang secuil kainpun selalu mengalami kegagalan. Bunga menjerit-jerit histeris setiap kali hendak dikenakan baju, dan baju itu akan segera dikoyak-koyaknya kerana putus asa akhirnya para polis itu membiarkan saja kedua-dua tahanan itu tetap dalam keadaan telanjang bulat. Laman mental yang drastik berlangsung lebih cepat dari perkiraan semula sungguh di luar dugaan sang komandan. Kedua-duanya kehilangan kewarasannya masing-masing lebih cepat daripada anggaran semula. Sudah hampir 2 bulan lebih keadaan menyedihkan ini berlangsung. Sang Commander polis itu juga telah menelefon pihak rumah sakit jiwa untuk akan merawat mereka. Namun proses pentadbiran yang berbelit-belit ditambah belum adanya pihak yang mengaku bertanggung jawab atas nasib kedua-dua pasangan malang ini, membuat nasib keduanyapun masih terkatung-katung di tahanan sementara pejabat polis ini entah untuk sampai kapan. Secara fizikal keadaan Bunga sihat hanya teteknya kini nampak sedikit mengendur akibat lama tidak memakai bra ditambah gigitan-gigitan dan hisapan-hisapan yang seolah tiada henti pada payudaranya. Itilnya juga kini telah bergelambir bagai sudah pernah melahirkan sejumlah anak. Tapi jauh di sebalik penampilan fizikal yang kini sudah tidak secantik dulunya, keadaan kejiwaan Bungalah yang paling parah. Kini di dalam tubuhnya seakan ada 2 jiwa. Satu jiwa yang masih boleh berfikir, mendengar dan melihat secara waras. Tapi sisi kewarasan ini sama sekali tidak berdaya mengawal kerja sistem saraf tubuhnya.
Jiwa waras ini terbelenggu jauh didasar kekelaman jiwa. Seakan-akan hanya menjadi penonton saja. Gadis cantik yang malang ini dipaksa melihat bagaimana sisi lain dirinya yang menguasai tubuhnya memalukan dirinya sendiri dengan segala tingkah polahnya yang cabul.Sedangkan jiwa lain yang bersifat primitif dominan mengendalikan secara penuh tubuh molek gadis cantik yang malang ini. Sisi gelap naluri haiwan yang rajin dibenamkan dalam-dalam oleh sesama para penghuni sel mutlak terpatri bulat-bulat membuat gadis cantik ini sepenuhnya dikuasai insting primitif mahkluk mamalia cabul yang doyan mengumbar nafsu birahi.tidak peduli ruang dan waktu. Bila-bila masa dan di mana-mana nafsu birahi yang bergolak harus segera terlampiaskan. Hanya orang yang jeli yang boleh menangkap ketidak beresan pada gadis cantik ini. Sorot mata gadis ini masih menunjukan sisi kewarasan. Hanya tubuhnya saja yang kini sudah tidak sinkron dengan otaknya. Walaupun keadaan bunga kini kurang terurus tapi kecantikan gadis itu yang luar biasa tetap tidak boleh tersembunyikan.Hal yang sama juga berlaku pada Alex bahkan lebih buruk lagi lelaki malang ini terus menerus mendapatkan siksaan fizikal dan mental yang luar biasa. Akibat diperlakukan seperti anjing setiap hari kini lelaki malang itu bahkan mengira dirinya benar-benar seekor anjing. Jiwa lelaki malang ini telah rosak secara kekal akibat deraan siksa fizikal dan mental yang bertubi-tubi tanpa henti. Berbeza dengan Bunga, keadaan Alex telah total tidak waras sorot matanya kini telah kosong lidahnya kini selalu terjulur dibarengi liur yang menitis-netes nafasnya terdengar memburu tak beraturan selalu termengah mengah. Mirip seekor anjing yang keletihan. Walaupun sudah tidak waras lagi bukan bererti nafsu birahi lelaki yang sudah tidak waras ini hilang. Keadaan menyedihkan kedua-dua pasangan malang ini justru dimanfaatkan oleh para polisi dan napi penghuni sel untuk dijadikan hiburan mesum yang sungguh memalukan. Ada saja idea cabul yang muncul setiap hari untuk mengerjai kedua pasangan malang ini. Entah sampai kapan hal ini terus berlangsung. Jauh direlung jiwa waras Bunga yang tak berdaya, gadis cantik itu terus menerus memohon kemurahan sang pencipta untuk melepaskannya dari seksaan yang maha dahsyat ini.